Rabu, 11 Juli 2012

UNSUR-UNSUR SEMINAR

.
0 komentar

MAKALAH
“ UNSUR-UNSUR SEMINAR ”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Materi Keterampilan Berbicara
Dosen: Ahmad Yasid M.Pd



Disusun Oleh:

Sumarwi
Surya Ningsih
Umyana
Ubaidillah
Vivin Rofika


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI SUMENEP
2011-2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya seminar tidak ada bedanya dengan diskusi, seminar denga maksud memecahkan masalah yang ada dan diangkat pada kegiatan seminar. Seminar kegiatan saling tukar pemikiran diantara peserta dan peserta atau peserta dan penyaji. Dalam seminar yang jelas timbul kegiatan debat diantara penyaji dan peserta yang sama-sama mempertahankan pendapatnya yang sudah dianggap benar oleh dirinya.
Seminar pada umumnya merupakan kegiatan akademis, baik di uneversitas maupun yang dilaksanakan di setiap organisasasi formal. Sebab, seminar pada hakikatnya sebuah kegiatan yang dibentuk secara formal serta melibatkan penyaji dan peserta harus ada dalam kegiatan seminar. Kata seminar berasal dari bahasa Latin, seminarum yang berarti “Tanah tempat menanam benih” artinya seminar merupakan sebuah wadah untuk mendapatkan dan menambah ilmu. Karena dalam kegiatan seminar akan banyak pemikiran-pemikiran baru yang akan dilontarkan oleh para peserta maupun penyaji seminar.
Seminar bisa dikatakan kegiatan dialog yang melibatkan moderator kemudian diajukan kepada penyaji, sehingga akan menimbulkan beberapa asumsi yang berkaitan dengan tema pada saat seminar. Seminar di beberapa universitas Eropa merupakan kegiatan kuliah yang dilakukan oleh mahasiswa atas, dengan penyaji yang sudah masyhur, dengan kata lain penyaji yang menyampaikan pendapatnya sudah dikenal banyak orang tentang pengetahuan atau ilmu yang dimilikinya.
Seminar mempunyai tata cara sendiri meskipun dari segi lain tidak ada bedanya dengan diskusi. Seminar mempunyai unsur-unsur yang bisa menunjang terhadap jalannya seminar, sehingga akan terasa rancu dan tidak berjalan jika salah satu unsur tidak ada. Kegiatan seminar ini akan menimbulkan banyak manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Karena ilmu atau pengetahuan akan kita dapat di banyak tempat bukan hanya di bangku sekolah yang berbentuk formal.
Seminar menjadi sebuah kajian yang secara praktis membutuhkan pengetahuan yang cukup dan luas, apalagi bagi para penyaji. Seminar biasanya seringkali dilakukan oleh mahasiswa, sebab sebagai mahasiswa pada hakikatnya memamg harus lebih sering tampil dari pada hanya menungu di kelas saat mata kuliah berlangsung.
Seminar sangatlah kental dengan aturan dan tatanan baik bahasa yang digunakan ataupun tempat yang akan disediakan demi kebutuhan berlangsungnya kegiatan seminar. Seminar akan melibatkan peserta dan penyaji yang akan menyampaikan materi atau tema yang diangkatnya.

B. Rumusan Masalah
Pada pembahasan makalah ini banyak problem-problem yang menjadi rumusan masalah, namun dari beberapa rumusan masalah yang ada, penulis hanya mengangkat dua rumusan masalah yang akan diurai pada pembahasan makalah ini. Dari rumusan masalah tersebut, diantaranya:
1. Apa arti dari seminar itu sendiri dan apa manfaatnya?
2. Apa saja unsur-unsur yang ada dalam seminar?

C. Tujuan
Hal ini, untuk mengetahui pengertian dari seminar seminar, dan Unsur-unsur dalam seminar, serta manfaat dari kegiatan seminar yang seringkali dilaksanakan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Apa Arti Dari Seminar Itu Sendiri Dan Apa Manfaatnya?
Seminar adalah kegiatan saling tukar pikiran antara satu orang dan orang lain dengan bentuk diformat secara resmi, untuk menemukan sebuah jawaba dari permasalah yang ada. Kegiatan seminar yang jelas harus mendatangkan penyaji yang mempunyai pengetahuan yang lebih atau mampu menyampaikan penjelasan tentang tema seminar, sehingga para peserta puas terhadap penjelasan yang ada. Seminar dihadiri oleh penyaji dan peserta. Pada saat pelaksaan acara dipandu oleh moderator atau pembawa acara. Selama berlangsungnya seminar yang mempunyai hal mengatur berlangsungnya acara semuanya ada pada moderator.
Seminar secara praktis membutuhkan kemampuan yang luas untuk menyampaikan dan mengkaji tema yang diangkat pada seminar tersebut. Sehingga, apa yang disampaikan akan diterima oleh semua peserta, serta tidak akan mengecewakan terhadap peseta semua yang sisampaikan.
Secara umum seminar menghasilkan dua manfaat, baik secara teoritis juga secara praktis. Secara teoritis para peserta seminar akan pendapatkan pengetahuan atau pandangan baru yang diperoleh baik dari peserta maupun penyaji. Sebab, dalam kegiatan seminar akan timbul perdebatan antara peserta dan penyaji. Dari beberapa ide yang dimilikinya sama-sama dipertahankan dan dipertanggung jawabkan atas kebenarannya, sehingga diterima oleh semua yang hadir.
Dalam pandangan lain, beberapa manfaat yang didapat pada kegiatan seminar, diantaranya:
1. Melatih untuk bersikap demokratis.
2. Melatih untuk bersik aptoleransi.
3. Mengembangkan kepribadian.
4. Sarana melatih berfikir lebih baik.
5. Menambah pengetahuan dan pengalaman.
6. Pengembangan kecendekiaan dan kreatifitas.
Dari beberapa manfaat yang sudah disebutkan diatas, maka seminar merupakan pokok kajian yang bisa dijadikan melatih diri kita untuk lebih kreatif dan berpengetahuan serta berpikir yang cemerlang. Seminar tidak hanya sebatas kegiatan yang bisa mengeluarkan uang banyak, tapi mampu menciptakan pemikiran yang lebih cerdas.

B. Apa Saja Unsur-unsur Yang Ada Dalam Seminar?
Seminar bukanlah hanya sebatas tukar pemikiran kemudian selesai, tapi banyak hal yang perlu diperhatikan terhadap kegiatan seminar. Ada beberapa unsur yang mendukung berjalannya kegiatan seminar. Unsur teresbut melibatkan tiga unsur, diantaranya:
1. Unsur Manusia yang meliputi pemandu atau moderator, penulis, penyaji makalah dan peserta.
Pemandu atau moderator adalah orang yang akan mengatur jalannya seminar, sehingga semua keputusan ada di tangan moderator. Ketika ada salah satu diantara peserta yang mau bertanya, maka harus mendapatkan izim dari moderator, tidak sewenang-wenangnya kemudian menjawab. Sebaliknya juga, penyaji ketika mau menyampaikan atau menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh salah satu peserta, maka harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari moderator untuk menjawab pertanyaannya.
Penulis atau notulis adalah orang yang menghasilkan notulen dari hasil seminar. Notulis akan menyampaikan hasil dari seminar, segala sesuatu yang sudah disepakati bersama. Notulis harus bisa dan mampu mencatat hasil seminar kemudian disampaikan atau dilaporkan kepada para peserta seminar.

Dalam seminar harus ada seorang penyaji yang akan menyajikan atau menyampaikan secara detil terhadap para peserta tentang makalah atau tema yang diangkat pada seminar. Penyaji adalah seseorang yang bisa dikatakan mampu menyampaikan materi seminar, sehingga para peserta merasa puas terhadap acara seminar yang diadakan. Maka dari itu, harus mencari atau mendatangkan seorang penyaji yang memang benar-benar mampu dan berpengetahuan yang luas.
Kegiatan seminar harus ada peserta seminar. Tidak cukup hanya mendatangkan penyaji dan dihadiri moderator, akan tetapi seminar harus dihadiri peserta. Sebab, penyaji akan menyajikan makalahnya dan disampaikan kepada peserta seminar. Peserta merupakan orang yang hadir dalam acara seminar selain dari penyaji dan moderator. Bisa juga dikatakan peserta adalah orang yang mendengarkan. Banyak dan sedikitnya peserta menyebabkan tidak sukses dan semaraknya acara, memang pada hakikatnya kesuksesan tidahlah bergantung kepada banyaknya peserta, tapi peserta sebagai penunjang terhadap jalannya acara.
2. Unsur materi yang meliputi masalah, tema atau topik pembicaraan.
Sebelum dilaksanakan sebuah seminar, terlebih dahulu harus mencari atau mendapatkan masalah, sehingga bisa dijadikan bahan diskusi pada kegiatan seminar. Masalah itulah kemudian diusung dan dibahas pada seminar. Tanpa mempunyai permasalahan, maka acara seminar tidak mungkin berjalan, karena tidak ada yang mau dibahas.
Tema atau topik merupakan pokok kajian yang diusung pada kegiatan seminar. Tema didapat setelah menemukan permasalahan kemudian lebih difokuskan ke dalam bentuk tema. Tema sebagai roh permasalahan yang akan dibahas atau diurai secara mendalam. Makalah yang dibuat oleh penyaji setidaknya harus berkaitan dengan tema tidak boleh mengangkat makalah yang tidak ada kaitannya dengan tema. Sebab, tema salah satu topik yang sudah disepakati untuk dijadikan bahan diskusi.
3. Unsur fasilitas yang meliputi ruangan, meja, kursi, alat-alat audiovisual, papan tulis, kertas dan sebagainya.
Kegiatan seminar merupakan kegiatan dalam bentuk resmi. Yang jelas membutuhkan ruangan yang sekiranya memadai terhadap semua yang hadir. Selain itu, membutuhkan meja dan kursi sebagai tempat duduk bagi penyaji juga peserta yang hanya membutuhkan kursi. Sebab, acara seminar kalau peserta dan penyajinya duduk dalam bentuk lesehan, maka kurang menarik acaranya. Apalagi memang tidak biasa seperti itu, beda dengan diskusi yang dibentuk tidak formal mungkin tidak masalah jika tidak menggunakan kursi dan meja. Yang penting ada tempat meski tidak dalam ruangan.
Ala-alat audiovisual dan papan tulis dibutuhkan oleh penyaji dalam acara seminar, meskipun seringkali ketika acara resmi yang diadakan di gedung-gedung pertemuan resmi tidak menggunakan papan tulis, akan tetapi papan tulis digunakan ketika acara seminar yang diadakan di kelas oleh mahasiswa atau ketika seminar proposal bagi mahasiswa semester 7 atau 8. Namun, dua alat tersebut harus ada dan dipersiapkan sebelumnya, sehingga ketika penyaji membutuhkan alat tersebut tidak akan kebingungan.
Untuk melaksanakan seminar tentu diperlukan persiapan. Persiapan tersebut harus menjawab pertanyaan siapa yang menjadi pelaksana seminar, siapa penyaji makalahnya, siapa pesertanya, apa materinya, dimana pelaksanaannya, dan fasilitas apasaja yang harus disediakan agar pelaksanaan seminar tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Sebelum melaksanakan seminar sebaiknyadibentuksebuahpanitiapelaksana yang dipimpin oleh seorang ketua, sekretaris dan bendahara ditambah dengan beberapa urusan atau seksi. Urusan atau seksi yang dibentuk haruslah sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, harus ada seksi yang mengurus penggandaan makalah, surat-menyurat, tanda peserta, piagam atau tanda keikutsertaan. Demikian pula harus ada seksi yang mengurus fasilitas seminar seperti soal tempat, meja, kursi, papan tulis, alat-alat audiovisual, dan sebagainya. Jika seminar dilaksanakan lebih dari satu hari, perlu pula seksi yang mengurus akomodasi, transportasi, dankonsumsi.
Agar pekerjaan panitia dapat berlangsung tertib dan lancar, maka panitia seminar harus dapat merumuskan tugas-tugas yang harus dikerjakan, dan siapa saja orang yang bertanggungjawab melaksanakannya. Tugas-tugas itu misalnya menyangkut soal siapa yang menghubungi penyaji makalah, tema apa yang disajikan, berapa biaya yang dibutuhkan dan dari mana sumbernya, siapa saja yang menjadi peserta dan apasaja kewajibannya, kapan dan dimana seminar dilaksanakan.
Baik panitia mau punpenyaji hendak nya memperoleh gambaran unsur manusia yang terlibat di dalam seminar tersebut. Aktivitas untuk memperoleh gambaran itu penting agar mereka yang terlibat didalamnya mengetahui sifat dan sikap masing-masing.


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Seminar adalah kegiatan tukar pikiran antara satu orang dengan orang lain dengan bentuk diformat secara resmi, untuk menemukan sebuah jawaban dari permasalah yang ada. Kegiatan seminar yang jelas harus mendatangkan penyaji yang mempunyai pengetahuan yang lebih atau mampu menyampaikan penjelasan tentang tema seminar, sehingga para peserta puas terhadap penjelasan yang ada. Seminar dihadiri oleh penyaji dan peserta yang dalam pelaksaan berlangsungnya acara dipandu oleh moderator atau pembawaacara. Selama berlangsungnya seminar yang mempunyai hak mengatur berlangsungnya acara semuanya ada pada moderator.
Seminar mempunyai beberapa manfaat terhadap para pelaaksana seminar. Selain itu, seminar terdapat beberapa unsur yang mendukung berlangsungnya kegiatan seminar, baik unsur manusia, unsur materi dan unsur fasilitas. Tiga unsur tersebut harus ada dalam seminar, jika salah satu dari tiga unsur itu tidak ada, maka acara seminar tidak akan berjalan dengan lancar bisa saja tidak akan berjalan sama sekali.
Seminar salah satu kagiatan resmi yang sering kali dilakukan oleh banyak orang, baik perguruan tinggi, lembaga lain, dan organisasi-organisasi. Seminar sebuah kajian yang mendatangkan seorang penyaji dan harus dihadiri oleh para peserta. Dengan kata lain kegiatan tukar pemikiran yang dibentuk dengan acara formal.

B. Saran
Makalah ini penulis buat dengan tema yang berkenanan denga seminar, penulis mencoba menguraikan hal-hal yang harus ada dan dipenuhi dalam kebutuhan kegiatan seminar. Barangkali apa yang penulis urau dalam makalah ini belum mencapai kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharap kepada pembaca untuk menyempurnakan makalah ini sesuai dengan tema yang ada, sehingga mencapai kesempurnaan.
Maka dari itulah, penulis tidak berhak membetulkan ataupun pemponis sempurna makalah ini, sebab masih banyak hal-hal yang perlu diperhatikan dalam makalah ini.

readmore »»

Selasa, 10 Juli 2012

Prefiks {N-} dalam Bahasa Madura

.
2 komentar

Bentuk, Fungsi, dan Makna
Prefiks {N-}
dalam Bahasa Madura


Disusun sebagai bahan tugas mata kuliah Morfologi
Dosen Pengampu : E. A. A Nurhayati


Oleh :

Alifi Latifun Nisa’ Karaman (03)


Mahasiswa Jurusan PBSI

STKIP PGRI Sumenep

Tahun ajaran 2011-2012



Morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Pada umumya kata di dalam bahasa Indonesia terdiri atas bentuk dasar dan bentuk jadian. Sebuah bentuk jadian dapat dibentuk dari dua macam bentuk dasar, yakni : (1). Bentuk dasar yang tanpa imbuhan, contohnya : mandi, marah, murah; serta (2). Bentuk dasar yang maknanya dapat ditentukan hanya apabila bentuk dasar itu telah diberi imbuhan, contohnya : temu, juang.
Salah satu alasan mengapa “bahasa Indonesia itu keren” adalah karena pembentukan kata dalam bahasa Indonesia cukup mudah dan berpola. Imbuhan atau afiks adalah alat bantu penting dalam proses tersebut yang dapat mengubah fungsi, bentuk, serta makna suatu kata. Ada tiga jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), dan akhiran (sufiks).
Namun disini penulis akan membahas mengenai bentuk, fungsi, dan makna Prefiks{N-}, tetapi dalam bentuk bahasa Madura. Dimana dalam bahasan kali ini, mengaitkan antara morfologi dan fonologi. Yang dalam linguistik, kaitan antara morfologi dan fonologi disebut dengan morfofonemik. Yaitu, proses perubahan fonem atau bunyi yang terjadi akibat proses pembentukan kata atau proses morfologi.

1. Deskripsi bentuk prefiks {N-} dalam bahasa Madura
Prefiks {N-} akan berupa prefiks {Ng-} jika diikuti kata dasar yang diawali salah satu dari lima vokal (a, e, i, o, u), contoh : bentuk dasar angka’ jika diawali oleh prefiks {N-} akan berubah menjadi ngangka’, atau lima huruf lain : g, dan k, contoh : bentuk dasar kakan jika diawali oleh prefiks {N-} akan berubah menjadi ngakan. Tetapi, prefiks {N-} akan berubah bentuk menjadi :
1. Tetap {N-} jika diikuti kata dasar berawalan c, d, j, t. Contoh : toles menjadi noles.
2. {M-} jika diikuti kata dasar berawalan b, p.Contoh : biggi’ menjadi miggi’, pokol menjadi mokol.
3. {Ny-} jika diikuti kata dasar berawalan s. Contoh : soroy menjad nyoroy, nyassa.

Bentuk dasar yang diawali dengan konsonan k, p, t, dan s akan mengalami peluluhan atau penghilangan huruf tersebut jika diberi prefiks {N-}, misalnya noles, nobi’, nyoroy. Peluluhan ini tidak terjadi jika huruf pertama k, p, t, atau s pada kata dasar tersebut diikuti oleh konsonan juga (konsonan ganda). Peluluhan juga tidak terjadi terhadap kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang dianggap belum diserap sempurna.
Prefiks {N-} akan berubah pula menjadi {Ng-} jika hanya diikuti oleh kata dasar yang terdiri dari satu suku kata (ekasuku) sehingga diberi penambahan huruf “e” dan mengalami perubahan bentuk menjadi {Nge-}, misalnya ngebom, ngecat, ngelas, serta ngerem.

Pada kenyataannya, dalam proses morfonemik, prefiks {N-} dapat berwujud :
Contoh : a. Prefiks {N-}(Konsonan nasal) + soroy (apikoalveolar) menjadi nyoroy (Nasal medio-palatal)dan mengalami Asimilasi regresif

“N” pada prefiks {N-} merupakan konsonan nasal dimana konsonan nasal adalah konsonan yang dihasilkan apabila arus udara yang akan keluar dari mulut tertutup. Sedang “s” pada bentuk dasar “soroy” termasuk apikoalveolar yakni konsonan yang dihasilkan oleh ujung lidah sebagai artikulatornya dan gusi sebagai titik artikulasinya. Sehingga mengalami peluluhan {Ny-} menjadi “Nyoroy” sehingga menghasilkan konsonan nasal medio-palatal, yakni konsonan yang dihasilkan oleh tengah lidah dengan langit-lagit keras. Serta mengalami pengaruh bunyi asimilasi regresif, dimana merupakan pengaruh bunyi yang arahnya kebelakang.

“N” pada prefiks {N-} merupakan konsonan nasal dimana konsonan nasal adalah konsonan yang dihasilkan apabila arus udara yang akan keluar dari mulut tertutup. Sedang “b” pada bentuk dasar “biggi’ ” termasuk bilabial yakni konsonan yang dihasilkan oleh bibir bawah sebagai artikulatornya dan bibir atas sebagai titik artikulasinya. Sehingga mengalami peluluhan {M-} menjadi “miggi’ ” sehingga menghasilkan konsonan nasal hambat bilabial, yakni konsonan yang dihasilkan oleh persentuhan bibir bawah dan bibir atas. Serta mengalami pengaruh bunyi artikulasi penyerta glotalisasi, dimana merupakan pengaruh bunyi glotis yang tertutup rapat saat bunyi primer diartikulasikan.


2. Fungsi prefiks {N-} dalam bahasa Madura
Prefiks {N-} berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (verba) aktif, baik transitif (memerlukan objek) maupun taktransitif (tidak memerlukan objek). Dan proses pembentukan tersebut seperti contoh :
a. Prefiks {N-} + soroy menjadi nyoroy
Bentuk dasar Kata kerja

Bentuk dasar ≠ bentuk jadi, sehingga mengalami fungsi derivatif yakni mengubah kategori/kelas kata.

b. Prefiks {N-} + biggi’ miggi’
Bentuk dasar Kata ganti

Bentuk dasar = bentuk jadi, sehingga mengalami fungsi inflektif yakni tidak mengubah kategori/kelas kata.


3. Makna prefiks {N-} dalam bahasa Madura
Prefiks {N-} dalam bahasa Madura memiliki pertalian makna dengan prefiks {a/e-} dalam bahasa Madura, sebagai bentuk pasifnya (ngangka’ dan eangka’) serta prefiks {Ny-} bertalian makna dengan prefiks (Pan-} sebagai bentuk nominanya (nyassa dan panyassa).
Prefiks {N-} dalam bahasa Madura memiliki makna :
1. Menjadi. Contoh : koneng ngoneng
2. Sebagai/menyerupai/melakukan tindakan aktif. Contoh : nyopir, nyassa, nyoroy.
3. Makan atau minum. Contoh : ngopi, ngeteh, ngakan.
4. Mengeluarkan bunyi. Contoh : ngeong, ngaum.
5. Dasar verba. Contoh : noles, ngajar.
6. Membuat atau menghasilkan. Contoh : ngokor, ngobur.
7. Menyatakan. Contoh : ngako.
8. Dasar pronomina. Contoh : miggi’.

readmore »»

Minggu, 08 Juli 2012

KAMUS BAHASA MADURA HURUF A

.
5 komentar

1 Aba : Bapak
2 Abaduk : Makan
3 Abdi : Mengabdi
4 Abdinah : Saya
5 Abe’ : Aku
6 Abek : Awak Kapal
7 Aben : Siang
8 Abes : Melihat
9 Abinan : Keris
10 Abit : Lama
11 Abjad : Huruf
12 Abuh : Abu
13 Acan : Terasi
14 Acar : Acar
15 Accem : Asam
16 Accen : Asin
17 Acet : Melempar Jauh
18 Ada’ : Depan
19 Adan : Adzan
20 Adat : Adat


21 Addas : Burung Addas
22 Addhang : Menghadang
23 Adduh : Mengadu
24 Adegan : Adengan
25 Adha’ : Tidak ada
26 Adha’ar : Makan
27 Adhap : Adap
28 Adhep : Menghadap
29 Adhil : Adil
30 Adhus : Mandi
31 Adikane : Memanggil
32 Aeng : Air
33 Aerak : Teriak
34 Afal : Hafal
35 Agellek : Tertawa
36 Agema : Agama
37 Aghadu : Mempunyai
38 Agung : Agung/Besar
39 Agustus : Bulan Agustus
40 Ahad : Minggu
41 Aherat : Akhirat
42 Ahlih : Ahli
43 Ajak : Mengajak
44 Ajal : Ajal
45 Ajan : Gila
46 Ajem : Ayam
47 Ajer : Belajar/Ajar
48 Ajimat : Jimat
49 Ajja’ : Jangan
50 Ajunan : Kamu
51 Akad : Perjanjian
52 Akadhi : Seperti
53 Akantha : Sama
54 Akher : Akhir
55 Akhlaq : Akhlaq
56 Akibat : Akibat
57 Akkal : Akal
58 Akoh : Mengaku
59 Akor : Akrab/ Damai
60 Akor : Cocok
61 Aksara : Huruf
62 Aktip : Aktif
63 Alam : Alam
64 Alang : Mengalang
65 Alas : Hutan
66 Alat : Alat
67 Ale’ : Adik
68 Aleas : Alias
69 Alek : Manis
70 Alem : Alim
71 Alem : Manja
72 Ales : Alis
73 Alhang : Haus
74 Alon : Alun
75 Alor : Alur
76 Alos : Halus
77 Aloy : Basi
78 Alpo’ : Rapuh
79 Amacem : Bermacam-macam
80 Aman : Aman
81 Amarga : Karena
82 Amban : Gendong
83 Ambhe’ : Menjemput
84 Ambher : Menetes
85 Ambruk : Hancur
86 Ambu : Berhenti
87 Ambung : Kusam
88 Ambung : Cium
89 Ambungan : Pipi
90 Ameng : Bau
91 Ames : Amis
92 Amit : Berpamitan
93 Amok : Mengamuk
94 Ampar : Menghampar
95 Ampas : Ampas
96 Ampellas : Amplas
97 Amper : Serambi
98 Amplop : Amplop
99 Ampon : Ampun
100 Ana’ : Anak
101 Anca : Mencairkan
102 Ancar : Cair
103 Ancol : Kota Ancol
104 Ancor : Hancur
105 Andang : Pelangi
106 Andha : Tangga
107 Andheng : Elang
108 Andhi’ : Punya
109 Andhu' : Mengadu
110 Andhuk : Handuk
111 Andhuleng : Desa Andulang
112 Ane : Aneh
113 Anga’ : Hangat
114 Angar : Sia-sia
115 Angga’ : Sombong
116 Anggep : Anggap
117 Angger : Anggar
118 Angghu’ : Pinset
119 Anggur : Anggur
120 Angguy : Memakai
121 Angin : Angin
122 Angka : Angka
123 Angka’ : Angkat
124 Angker : Angker
125 Angkes : Menyaring
126 Angklong : Angklung
127 Angko : Angkuh
128 Angko’ : Angkut
129 Angkor : Kandang Ayam
130 Angus : Hagus
131 Anjhu : Asuh
132 Anjhungan : Pelabuhan
133 Anjinan : Ayunan
134 Annyong : Lembek
135 Anom : Paman
136 Anowa : Mau
137 Antang : Pengapung
138 Antara : Antara
139 Antem : Bau Amis Telur
140 Anteng : Anting
141 Anter : Memukul Keras
142 Anthel : Membuat
143 Anthem : Menghantam
144 Antor : Tabrakan
145 Antos : Menunggu
146 Antri : Antri
147 Anyar : Baru
148 Anyu’ : Hanyut
149 Apa : Buah Sirih
150 Apah : Apa
151 Apdal : Afdal
152 Apel : Buah Apel
153 Apen : Serabi Kuah
154 Apencer : Berpisah
155 Apes : Sial
156 Apoy : Api
157 April : Bulan April
158 Arapa : Kenapa
159 Are’ : Celurit
160 Areh : Hari
161 Areng : Arang
162 Arep : Mengharap
163 Areya : Ini
164 Arjang : Haus
165 Arjhesa : Desa Arjasa
166 Arjhuk : Menggali
167 Armang : Hewan Armang
168 Armus : Reyah
169 Aros : Arus
170 Arowa : Itu
171 Arta’ : Kacang Hijau
172 Asal : Asal
173 Asar : Ashar
174 Asat : Surut
175 Asbak : Asbak
176 Asek : Asyik
177 Asela : Bersila
178 Asella : Bercampur
179 Asli : Asli
180 Asma : Nama
181 Asma’ : Isi Ajimat
182 Asor : Sopan
183 Aspal : Aspal
184 Asrama : Asrama/Pondokan
185 Asre : Indah
186 Assyem : Bersin
187 Asta : Tangan
188 Asta'an : Sorat
189 Astah : Makam
190 Ate : Hati
191 Ater : Antar
192 Atompo’ : Berkumpul
193 Ator : Atur
194 Atoran : Aturan
195 Attas : Atas
196 Awas : Awas
197 Awwal : Awal
198 Awway : Bersendawa
199 Ayem : Kalam
200 Ayuh : Ayo

readmore »»

ASPEK-ASPEK AGAMA ISLAM

.
0 komentar

Di dalam Agama Islam ada tiga aspek atau tiga bagian terpenting, yang terkait antara satu sama lain. Baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara tersurat maupun yang tersirat. Secara sadar maupun tidak sadar. Yaitu ajaran akidah, syariat dan akhlak. Siapa yang ingin beragama Islam atau siapa saja yang ingin melaksanakan ajaran Islam di dalam kehidupan, wajib mempelajari ketiga-tiga aspek atau bagian yang ada di dalam ajaran Islam ini. Wajib dipelajari ilmunya, diyakini, dihayati dan juga diamalkan.
Kalau satu aspek saja kita terima dan pelajari tetapi meninggalkan aspek-aspek yang lain, ia sangat cacat dan timpang. Katalah kita pelajari akidahnya saja serta diyakini dengan meninggalkan aspek-aspek yang lain, seolah-olah Islam itu agama ketuhanan dan Tuhan tidak mempunyai peraturan dan peranan. Kalau syariatnya saja yang kita terima dan menolak pula aspek-aspek yang lain, Islam itu sudah seolah-olah Islam seperti ajaran ideologi. Manakala kalau akhlaknya saja diterima dengan meninggalkan aspek-aspek yang dua lagi, seolah-olah Islam itu hanya ajaran etika di dalam pergaulan atau etika kerja.


Pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai Aqidah saja, kita akan membahas soal akidah lebih dalam lagi mulai dari pengertian aqidah sampai pada sumber-sumber aqidah itu sendiri.
A. Pengertian Aqidah
Menurut bahasa aqidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqidatun yang berarti ikatan, perjanjian, dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi ‘aqidah yang berarti keyakinan. Relevansi anrata ‘aqadah dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian . Aqidah itu adalah sesuatu hal yang pertama kali diserahkan kepada Rasulullah kepada manusia untuk dipercayai dalam tahapan pertama daripada tahapan dakwah islamiyah dan merupakan seruan setiap Rasul yang diutus Oleh Allah SWT.
Sedangkan dalam istilah aqidah berarti sebagai segala keyakinan yang ditetapkan oleh islam yang disertai dalil-dalil yang Qo’it (pasti) .
Aqidah dalam Al-Qur’an dapat di jabarkan dalam surat (Al-Maidah, 5:15-16) yang berbunyi.
                                          
Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan[408].
Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus .
[408] Cahaya Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dan kitab Maksudnya: Al Quran.
Dalam surat Al-Haj juga diterangkan bahwa dengan Al-qur’anlah mereka dapat menyakini bahwa Allah adalah pemberi petunjuk bagi seluruh umatnya didalam dunia ini.
              •        
Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (Al-Haj 22:54)
Pembenahan aqidah merupakan asas dasar Dienul Islam. Tidaklah berlebihan sebab syahadat Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah merupakan rukun Islam yang pertama. Dan para rasul pertama kali menyeru kaumnya untuk membenahi aqidah mereka. Sebab aqidah merupakan dasar pondasi seluruh amal ibadah dan perbuatan yang dilakukan. Tanpa pembenahan aqidah amal menjadi tiada berguna. Allah Swt berfirman.
ولَوْ أشرَكُواْ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.( Al-An’am:88)
Akidah memiliki kedudukan yang sentral dan fundamental, karena menjadi dasar yang paling pokok dalam segala sesuatu di dalam ajaran Islam. Karena itu, akidah atau keimanan sangat menentukan posisi seorang Muslim. Akidahlah yang membedakan seorang Muslim dan kafir, seorang yang mengesakan Tuhan (muwahhid ) dan yang menyekutukan Tuhan ( musyrik ).
Akidah ini merupakan unsur yang paling esensial dan paling utama dalam Islam, meliputi segala hal yang bertalian dengan keimanan seorang Muslim. Karena itu di dalam Al-Quran, akidah disebut dengan istilah iman.
Unsur paling penting dari akidah ialah keyakinan yang bulat dan mutlak bahwa Allah itu Esa, tidak berbilang. Al-Quran mengungkapkan :
                •  
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS Al-Ikhlash [112] :1-4)
Keyakinan yang bulat dan mutlak itulah yang menjadi intisari akidah Islam; yang tercermin dalam kalimat syahadah “La ilaha illallah” ( Tiada Tuhan selain Allah ). Dari kalimat syahadah ini kemudian melahirkan keyakinan yang mengakui adanya wujud Allah, sifat-sifat-Nya, hukum-hukum-Nya, dan kekuasaan-Nya. Pokok akidah ini dengan sendirinya akan mencakup kepercayaan-kepercayan yang lain, seperti kepada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kebangkitan, dan takdir-Nya, seperti yang tercakup dalam rukun iman.
Kalimat syahadah itu adalah kunci pembuka bagi seseorang untuk menyatakan diri masuk Islam dan kunci penutup bagi seseorang dalam akhir hayatnya di dunia. Bahkan Rasulullah SAW menyatakan bahwa kalimat tawhid itu menjadi kunci untuk memasuki surga:
“Siapa yang menyatakan pada akhir hayatnya ‘tidak ada Tuhan selain Allah’ , akan masuk surga” (HR At-Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad bin Hanbal ).
Maksud dari hadits diatas, apabila di saat seseorang sedang dalam keadaan sakaratul maut dia mengucapkan “La ilaha illallah”, maka Allah akan mempermudah jalan keluarnya ruh dari dari dalam raganya dan menjaminnya masuk syurga.
Selain akidah, ajaran Islam mengandung aspek pokok lainnya , yaitu syariah, dan akhlak. Aspek akidah merupakan aspek yang paling pokok dalam Islam dan berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan (keimanan) . Akidah yang kuat akan dapat membuat syariah dan akhlak tumbuh dengan baik dan kokoh. Karena itu , akidah menjadi langkah pertama dan paling awal yang harus dimiliki oleh seorang Muslim.
Akidah merupakan aspek yang harus dimiliki lebih dahulu sebelum yang lain-lain. Akidah itu harus bulat dan penuh, tidak ada keraguan di dalamnya. Akidah yang benar adalah akidah yang sesuai dengan keterangan-keterangan yang jelas dan tegas yang terdapat dalam Al-Quran dan hadis. Akidah ini merupakan hal yang utama dan pertama yang harus ditanamkan.
Untuk menjadi seorang Muslim yang sejati diperlukan tiga hal, yaitu : keyakinan kepada Allah dan rasul-Nya, perbuatan yang sesuai dengan keyakinannya, dan kesadaran akan hubungan dengan Allah.
B. Kedudukan Aqidah dalam Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan diterimanya suatu amal. Allah swt berfirman,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَيُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا.
Artinya: “Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat), maka hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Q.S. al-Kahfi: 110)
Allah swt juga berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِّنَ الْخَاسِرِينَ.
Artinya: “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu, bahwa jika engkau betul-betul melakukan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan hancur, dan kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.S. az-Zumar: 65)
Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi dan Rasul mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya. Rasulullah saw berdakwah dan mengajarkan Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih tiga belas tahun .
Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang merupakan minoritas di Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat. Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya. Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita mengenai betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dalam ajaran Islam.


DAFTAR PUSTAKA

 Aziz, RS Abdullah, Drs. Dkk. 1997. Aqidah Akhlaq. Semarang: CV. Wicaksana
 Abd. Aziz. 2010. Akidah, Ikatan Perjanjian Manusia dengan Tuhannya, (online), (http://abdaz.wordpress.com/2010/01/04/akidah-ikatan-perjanjian-manusia-dengan-tuhannya/ diakses 20 November 2011)
 Rabbani. 2011. Pengertian-Dan-Kedudukan-Aqidah-Dalam-Islam, (online), (http://rabbani75.wordpress.com/2011/10/13. diakses 20 November 2011)

readmore »»

MENGHILANGKAN SHORCUT ARROW

.
0 komentar

Tampilan Dekstop biasanya dihiasi oleh schorcut sebagai perwakilan program yang akan dibuka agar mudah tidak mencari-cari ke menu start>program. Shorcut tersebut menurut bawaannya terlihat bersih asalkan berasal dari windows seperti icon "my computer", "recycle bin". Namun jika berasal dari icon program selain bawaan windows akan terlihat perbedaannya yaitu mempunya panah kecil.

Panah kecil tersebut terkadang dianggap kurang enak dilihat oleh kebanyakan orang karena seperti icon folder yang terkena virus shorcut. Nah bagi shobat yang ingin menghilangkan panah pada shorcut arrow berikut 2 cara bisa dicoba dan dipastikan manjur. Berikut Tipsnya;

1. Menggunakan Program Tun Up. Sesudah diinstal program TunUp silahkan buka dan masuk ke style cari judul appreance icon, dan buang centang pada kotak "shorcut arrow". Secara otomatis ketika di"apply" panah akan menghilang. Cara ini Ridho dapat dari hasil Googling. Terima kasih Mbah Google....
2. Nah...!, cara yang kedua ini Ridho dapat dari seorang shobat blogger Rafi416 yaitu dengan cara mem-Buka start>run>regedit>HKEY_CLASSES_ROOT (shobat pencet huruf "L" dan temukan "lnkfile" dan tambahkan huruf "s" pada "IsShortcut" sehingga menjadi "IsShortcuts". Kemudian lakukan hal yang sama pada "piffile". Kemudian restart komputer, dijamin panah pada shorcut akan hilang.

Bagi shobat yang menggunakan Win7 Profesional harus menggunakan TunUp karena Ridho udah coba menggunakan cara kedua ternyata nihil sebab pada registry HCR tidak ada "lnkfile". Untuk Win7 yang lain seperti starter dan ultimate, monggo bisa diotak-atik, apalagi hanya Windows Xp

Semoga bermanfaat....!

readmore »»